0
1. Bentuk Arsitektural
2. Faktor yang mewujudkan bentuk
3. Tipologi Bentuk
4. Perubahan Bentuk
5. Persenyawaan Bentuk
6. Artikulasi Bentuk
1. Bentuk Arsitektural
Bentuk sebagai:
-produk perkembangan kebutuhan
-kebutuhan fisik
-kebutuhan mengekspresikan diri
.alat komunikasi arsitektur
-sebagai media untuk menyampaikan
pesan, ide, gagasan
-sebagai bahasa visual arsitek
2. Faktor yang mewujudkan bentuk
• Fungsi
timbul karena kebutuhan manusia,
dan bentuk muncul karena kebutuhan
• Simbol
bentuk bangunan bukan semata-mata
pada keberhasilan bentuk bangunan
berfungsi, tetapi juga arti yang dapat
ditangkap ketika suatu bangunan dilihat
atau diamati.
• Struktur dan Teknologi
3. Tipologi Bentuk
-. Bentuk primer: lingkaran, segitiga,
bujur sangkar
-. Bentuk Platonik: bola, silinder, kerucut,
piramida, kubus
4. Perubahan Bentuk
-. Perubahan Dimensi
-. Perubahan dengan Pengurangan
-. Perubahan dengan Penambahan
-. Perubahan melalui konfigurasi: terpusat,
linear, radial, cluster dan grid.
5. Persenyawaan Bentuk
Persenyawaan bentuk adalah
pengolahan/pengaturan dua buah bentuk
yang berbeda geometri atau berlawanan
orientasi dan saling menerobos batas
masing-masing, menimbulkan
persenyawaan yang cenderung dominan
secara visual serta mengungkapkan
bentuk yang berbeda.
Persenyawaan bentuk dapat melalui:
A. Bentuk Komposit Baru
Ciri:
kedua bentuk
dapat saling
menyerap
identitas
masing-masing
dan menyatu
menciptakan suatu bentuk komposit baru
B. Dominasi salah satu
ciri: salah satu dari kedua bentuk tersebut
dapat menerima bentuk yang
lain secara keseluruhan di dalam ruangnya
C. Identitas Masing-masing
ciri : kedua bentuk tersebut
mempertahankan identitas masing-masing
dan bersama-sama memiliki bagian
volume yang saling berkaitan
D. Terpisah
ciri: kedua bentuk terpisah dan
dihubungkan oleh unsure ketiga yang
serupa geometrinya dengan salah satu
dari bentuk asalnya
6. Artikulasi Bentuk
a. Penyelesaian Sudut
b. Peningkatan Kualitas
Permukaan/Bidang
Penyesuaian Sudut Dapat dilakukan melalui:
• Persentuhan bidang, sudut sebagai
persentuhan dua buah bidang, dan
mengakibatkan nilai sudut sendiri
menjadi lemah
• Pertemuan bidang, sudut sebagai
pertemuan ujung-ujung bidang dan
memperkuat secara visual dengan unsur
yang beberbeda dengan permukaan
yang bertemu
• pembulatan bentuk sudut, bertujuan
untuk memperjelas kontinuaitas
permukaan, bentuk, kekompakan volume
ruang dan kelembutan konturnya
• Pemisahan bidang pembentuk sudut,
volume ruang pengganti sudut, sehingga
ruang dalam terkesan mengalir keluar
7. Peningkatan Nilai Permukaan
Peningkatan nilai permukaan dapat
dilakukan melalui:
.Pemilihan sudut pandangan
.Ukuran unsur-unsur
.Tekstur dan warna
.Pola-pola tertentu, ornamentasi
.Padat rongga
.Set-back